AWAK BADUNSANAK, NDAN!!!

Kamis, 28 Mei 2015

Syamsu Rahim "Fleksibel, Cagub Yes, Cawagub Oke"


Dari sekian banyak tokoh yang disebut-sebut berpeluang maju dalam pemilihan gubernur Sumbar mendatang, nama Syamsu Rahim jelas tak bisa dipandang sebelah mata.
Memiliki pengalaman lengkap di birokrasi pemerintahan mulai kepala desa, camat, pejabat eselon, ketua DPRD, wali kota, dan bupati, memberi garansi bagi Syamsu Rahim menatap pilgub mendatang.
Bagaimana kesiapan Bupati Solok Syamsu Rahim, berikut wawancaranya dengan wartawan Padang Ekspres Rommi Delfiano dan Refdi Iwan Syahputra di Padang, Rabu (18/2).

Sebetulnya apa yang memotivasi Anda maju dalam pilgub mendatang?
Salah satunya, tentu pengalaman saya selama ini. Dari sekian banyak calon gubernur/wakil gubernur yang bermunculan, saya jelas paling lengkap pengalamannya. Saya perna menjadi dosen, kepala desa, camat, ketua DPRD Sawahlunto, Wali Kota Solok, dan Bupati Solok.
Di samping itu, sesuai UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang revisinya baru saja disahkan DPR RI, masa jabatan kepala daerah maksimal hanya dua periode.
Saya kan sudah dua periode menjadi kepala daerah, jadi wali kota Solok dan Bupati Solok. Kalau tetap ingin menjadi kepala daerah, mau tak mau harus maju ke atas. Ya, lewat pemilihan gubernur (pilgub) Sumbar.

Seberapa yakin Anda bisa bertarung dalam pilgub mendatang?
Pertanyaan ini jelas tak mudah dijawab. Namun, saya perlu kemukakan bahwa saya termasuk salah seorang kandidat calon gubernur/wakil gubernur yang berpotensi. Semua ini bukan saya buat-buat, namun berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga.
Baik Mika Consultant and Research Center (MCRC) 2014, survei internal PKS dan lembaga survei lainnya, selalu menempatkan elektabilitas saya pada posisi empat atau lima besar. Terlebih lagi dari survei itu, sebaran pemilih saya tak hanya di Kota Solok, Kabupaten Solok, atau Kota Sawahlunto.
Namun, juga tersebar di Pariaman, Padangpariaman, Pasaman, Bukittinggi, Payakumbuh dan lainnya. Artinya, saya berpotensi menjadi cagub/cawagub.

Sebetulnya, Anda ingin jadi cagub atau cawagub?
Saya tak mematok diri menjadi cagub atau cawagub. Fleksibel saja. Bisa menjadi orang nomor satu dan bisa pula menjadi orang nomor dua. Itulah sebabnya, di Nasdem saya mendaftar jadi Cagub, PAN jadi Cawagub, dan Hanura jadi Cagub. Saya tentu harus mengukur diri jugalah.
Terlebih hasil-hasil survei seperti yang sudah saya uraikan di atas, elektabilitas saya berada di posisi empat atau lima besar. Di mana, kedua calon petahana (incumbent), elektabilitasnya berada jauh di atas saya. Itulah sebabnya, saya memilih fleksibel saja.

Anda tentu sudah berkomunikasi dengan parpol atau kemungkinan pasangan Anda mendatang?
Tentu begitulah. Saya memang sedang menjajaki dengan siapa berpasangan nantinya. Kemarin itu, saya sudah menjajaki berpasangan dengan Muslim Kasim (MK) dan Shadiq Pasadigoe guna mengantisipasi kemungkinan wakil gubernur Sumbar dua orang.
Namun setelah revisi UU Pilkada disahkan DPR, ternyata wakil gubernur Sumbar hanya seorang. Jadi, sekarang saya belum bisa memastikan bagaimana jadinya.
Soal parpol, saya pun sudah menjajakinya. Salah satunya, ya lewat mendaftarkan ke sejumlah parpol. Selain ke Nasdem, Hanura, PAN, saya juga sudah mendaftar ke PBB.
Saya berharap prosesnya berjalan sesuai aturan. Bila pun saya terpilih, harapannya murni dorongan kader-kader partai dari bawah, bukan melalui lobi-lobi ke pusat.

Bicara “amunisi”, berapa yang Anda siapkan menghadapi pilgub mendatang?
Tentulah saya sudah menyiapkannya. Namun tak etis pulalah saya kemukakan secara gamblang sekarang. Yang pasti ada, baik dari keluarga maupun pendukung saya. Tentu tak melimpah ruah, alakadarnya lah (Syamsu Rahim pun tertawa). 

Banyak orang menilai sombong, apa betul begitu?
Sombong bagaimana? Mungkin saya susah kalah, jadi orang memberi penilaian seperti itu. Namun, perlu diketahui juga bahwa gaya kepemimpinan seseorang orang itu berbeda-beda.
Mungkin akibat gaya kepemimpinan saya itu, orang menilai saya sombong. Namun ketika orang itu sudah mengenal saya, barulah dia tahu seperti apa saya sebetulnya.

Sebetulnya apa saja yang sudah Anda perbuat selama menjadi kepala daerah?
Sebaiknya masyarakat yang memberi penilaian. Sewaktu menjadi Ketua DPRD Sawahlunto misalnya, saya terlibat langsung dalam menentukan visi Kota Sawahlunto.
Mungkin banyak orang yang tak tahu, sayalah sebetulnya mengusulkan visi Kota Sawahlunto “Kota Wisata Tambang yang Berbudaya 2020”. Visi itu saya kemukakan sekitar tahun 2001 lalu, waktu itu Wali Kotanya Subari Sukardi.
Saat menjadi wali kota Solok, saya membuat Perda Etika Penyelenggara Pemerintah, Masjid Agung, penerang jalan, pemindahan LP Laing ke Kubung 13, jalan lingkar, sport hall, cangkupan air PDAM dari 40 persen jadi 73 pesen dan lainnya.
Sedangkan di Kabupaten Solok, saya menghidupkan Musyawarah Tungku Tigo Sajarangan-Tali Tigo Sapilin (MTT-TTS). Forum ini bertujuan tempat beriya-iya antarelemen guna merumuskan keputusan. Teranyar, Kabupaten Solok keluar dari kabupaten miskin. Sebetulnya ditargetkan tahun 2015, namun 2014 target itu sudah tercapai.

Untuk Sumbar mendatang, apa yang Anda tawarkan?
Saya ingin memberdayakan lembaga, agama, adat, ormas kepemudaan dan lainnya. Inilah perekat orang Minang. Untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan, jelas sudah ada acuan dari pusat. Namun untuk pemberdayaan lembaga-lembaga ini, saya nilai kurang diperhatikan.
Kita lebih banyak dininabobokan euforia masa lalu dengan falsafah Adat Basandi Syarak, Adat Basandi Kitabullah, begitu juga sebutan industri otak, dan lainnya. Namun, itu lebih banyak pernyataan saja.
Realitanya, nilai agama dan adat sudah banyak diabaikan.Kita banyak memiliki masjid bagus-bagus, setiap bulan banyak orang umrah atau berhaji, buya-buya bergelar profesor malah. Namun kenyataannya, belum mampu memperbiki akidah umat.
Sumbar nomor lima narkoba se-Indonesia, begitu juga prostitusi dan pergaulan bebas.
Apa yang salah? Ya, salah satunya akibat lembaga-lembaga agama, adat, ormas kepemudaan dan lainnya kurang terperhatikan. Mau tak mau ini harus diberdayakan lagi. Saya pikir inilah yang akan merekat orang Minang sebetulnya. (*)

0 komentar:

Posting Komentar