Bagi beberapa kalangan, pasangan Muslim
Kasim – Fauzi Bahar barangkali tidak terprediksi. Pasalnya, jauh sebelum Pemilu
Gubernur (pilgub) Sumbar, Muslim Kasim lebih dekat dengan Shadiq Pasadigoe dan
Syamsu Rahim. Konon, jika UU Pilkada tidak direvisi, sudah ada skenario untuk
menjadikan Muslim sebagai Gubernur, sementara Shadiq Pasadigoe dan Syamsu Rahim
masing-masing menjadi Wakil Gubernur.
Kisah “perjodohan” Muslim Kasim – Fauzi Bahar banyak dimotori
oleh Basrizal Koto (Basko) dengan melempar wacana di Harian Haluan. Namun jauh-jauh
hari, sebenarnya kalangan alumni muda Universitas Negeri Padang (UNP) sudah
bermanuver untuk menjodohkan, alumni Pasca Sarjana UNP dan ketua Iluni UNP ini.
Kalau dalam sepakbola, kesebelasan Muslim Kasim – Fauzi Bahar adalah kesebelasan pemain bintang. Pemain bintang
pertama adalah mesin politik parpol. Kecuali PKS dan Gerindra, semua parpol
pemilik kursi DPRD Sumbar mendukung Muslim
Kasim – Fauzi Bahar. Parpol-parpol pendukung Muslim Kasim – Fauzi Bahar adalah PAN, NASDEM, HANURA,
PDIP, GOLKAR, PPP, DEMOKRAT, PKB. Bisa dibayangkan mesin politik parpol yang
berada di belakang Muslim Kasim – Fauzi Bahar.
Kedua, Muslim Kasim – Fauzi Bahar didukung oleh para tokoh Minangkabau.
Kalangan pertama, adalah mantan kompetitor mereka, yaitu Mulyadi,
Epyardi Asda, Shadiq Pasadigoe dan Syamsu Rahim. Betty Shadiq, istri Shadiq Pasadigoe,
anggota DPR RI bersama para relawannya siap terjun untuk memenangkan Muslim Kasim – Fauzi Bahar. Syamsu Rahim
bahkan menjadi ketua Tim Sukses Muslim Kasim – Fauzi Bahar.
Dukungan selanjutnya dari para sesepuh minang,
sebut saja Azwar Anas, Is Anwar, Fasli Djalal dan Fahmi Idris. Kehadiran mereka
seolah menjawab permohonan dari para anak kemenakan agar para sesepuh Minang
ini mau turun gunung untuk mendorong perubahan di Sumatera Barat. Belum lagi
dukungan Indra Jaya Piliang yang mengkonsolidasi pemuda-pemuda minang intelektual
yang mahir bersosmed-ria baik di ranah maupun di rantau.
Dukungan tokoh-tokoh, yang mayoritas
merupakan sosok-sosk pemuncak di kawasan darek, sontak menghapus isu calon pasisia. Isu ini merupakan
strategi B pasangan incumbent, setelah strategi A yaitu banyak pasangan agar cerai-berainya suara
pemilih yang kecewa terhadap Irwan Prayitno, gagal dilaksanakan.
Ketiga, dukungan yang sifatnya
primordial. Dukungan ini tergolong menarik. Lazim saja kalau Persatuan Keluarga
Daerah Pariaman (PKDP) mendukung Muslim Kasim – Fauzi Bahar. Tapi kalau Ikatan
Keluarga Pesisir Selatan (IKPS) kemudian mendukung Muslim Kasim – Fauzi Bahar
tentu luar biasa. Pasalnya, Nasrul Abit, cawagubnya Irwan Prayitno, boleh disebut
sebagai representasi dari Pesisir Selatan.
Ini juga mengingatkan saya pada DPC
Gerindra Pesisir Selatan yang sebelumnya menolak Nasrul Abit sebagai
cawagub-nya Gerindra Sumbar. Penolakan ini bahkan sampai ke ranah hukum. Ada apa? Mengapa urang sekampuang Nasrum Abit
justru menolak Bupati pesisir Selatan tersebut? Jika di kampuang sendiri Nasrul Abit tidak didukung, bagaimana
dengan pemilih di luar kampungnya?
Keempat, dukungan gerbong UNP. Pelopornya
adalah alumni-alumni muda, di luar struktural kampus, yang berkutat di
organisasi mahasiswa. Umur yang tidak terpaut jauh dan ikatan organisatoris
ormawa ini menjadi tali perekat gerakan mereka. Bagi mereka Pilgub Sumbar kali ini merupakan wahana untuk
menyatukan barisan.
Dahulu, pada Pilgub 2010, gerbong UNP
terpecah karena Muslim Kasim dan Fauzi Bahar maju sendiri-sendiri. Tetapi kali
ini, dengan berkongsinya Muslim Kasim dan Fauzi Bahar menjadi kesempatan emas
bagi para alumni muda UNP ini untuk menata barisan. Apalagi, duet Muslim Kasim
dan Fauzi Bahar juga tidak bisa dilepaskan dari dorongan para alumni muda ini,
baik yang dititipkan melalui para mahasiswa yang bersimpati dengan gerbong UNP,
alumni UNP di parpol, sampai dorongan informal ketika Muslim Kasim – Fauzi Bahar
bertemu dalam kegiatan-kegiatan resmi kampus.
Konon moment pulang kampuang lalu, di Kota
Padang telah terjadi pertemuan antara alumni muda UNP baik yang bergerak di rantau
maupun di ranah untuk berpadu memenangkan Muslim Kasim-Fauzi Bahar. Posko-posko
pemenangan aktivis berlatar belakang kampus ini akan segera didirikan di berbagai
kabupaten/ kota di Sumatera Barat.
Pekerjaan besar Syamsu Rahim selaku
ketua tim pemenangan Muslim Kasim – Fauzi Bahar adalah mengkonsolidasikan semua mesin politik
tersebut. Dengan manajemen kampanye yang apik, mesin-mesin politik ini akan
mendorong sebuah “bingbang” – ledakan besar,
bagi pemenangang Muslim Kasim – Fauzi Bahar. Selamat bekerja!
0 komentar:
Posting Komentar