AWAK BADUNSANAK, NDAN!!!

Senin, 23 Maret 2015

Pilgub Sumbar 2015, Antara Harapan, Mimpi dan Kenyataan


Agaknya ada yang menggelitik penulis yang akhirnya membuat penulis ingin membahas tentang pergulatan politik di Sumatera Barat, trend politik terus berkembang dari periode ke periode. Tahun 2010 lalu, peta politik seakan sudah bisa dipastikan ada di tangan Marlis Rahman, karena Marlis diangkat jadi gubernur sepeninggal Gamawan yang didaulat menjadi Mendagri, namun apa yang terjadi peta politik berubah dengan hadirnya jagoan PKS yang murni orang politik yakni Irwan Prayitno. Irwan yang menjadi kuda hitam Pilgub yang berhasil meraup suara hingga 32% dengan berpasangan bersama Muslim Kasim periode 2010-2015. 

Memasuki tahun politik Pilgub Sumbar 2015 trend politik juga berkembang dengan munculnya nama-nama yang tidak asing bagi warga Sumbar, sebut saja Fauzi Bahar, yang merupakan Walikota Padang dua periode 2004-2014. Kehadiran Fauzi Bahar memasuki pertarungan politik bukanlah orang baru, yang telah merubah wajah politik lokal daerah ini. Fauzi sudah memulainya sejak tahun 2010 lalu, namun akhirnya tumbang melawan kedigjayaan Irwan Prayitno sebagai tokoh muda kala itu, bersama urang piaman Muslim Kasim. Hasrat politik Fauzi Bahar kembali muncul dengan menghadirkan jargon bernas "sang inspirator" yang memenuhi sudut jalan. 

Pertarungan politik hadir juga memasuki di Medsos dengan adanya lomba selfie bersama sang inspirator, Fauzi tetap kukuh dengan pendiriannya masuk dalam blantika persaingan peta politik Sumbar. Nama selanjutnya yang hadir adalah Shadiq Pasadiqoe, yang merupahkan Bupati Tanah Datar dua periode dan juga mantan birokrat Dinas Perhubungan Provinsi Sumbar. Shadiq, sebagai orang yang sudah lama mengecap asam garam politik, sukses Shadiq berhasil membawa istrinya Betty Pasadiqoe menjadi anggota DPR RI. Keberhasilan Shadiq Pasadiqoe ini, bukan aji mumpung tetapi berkat usaha yang sudah lama ketika berkancah politik di Sumbar, balihonya dan kalendernya bertebaran di sudut-sudat jalan di Sumbar.

Nama selanjutnya yang tidak kalah menariknya adalah Epiyardi Asda, politisi PPP yang pernah mengalami pasang surut dinamika politik internal partai, yang membuat partainya terpecah jadi dua. Politisi sekaligus Ketua DPW PPP Sumbar ini mempunyai jargon "Apakah Sumbar sudah maju". Namanya santer dikenal di kalangan masyarakat Sumbar, program yang ada dipusat bisa ditariknya kedaerah berkat kepiawaian mengarak bola pembangunan dari pusat ke daerah. 

Ajo piaman Muslim Kasim, Wakil Gubernur Sumbar, tentunya publik sudah banyak mengenal namanya, MK panggilan akrabnya merupahkan mantan KaBulog Sumbar dan dia sangat dikenal di komunitasnya. Ia salah satu penentu keberhasilan Irwan Prayitno menjadi Gubernur periode 2010 -2015. Menjadi seorang Wakil Gubernur tidak menyurutkan langkahnya untuk berbuat untuk Sumbar dan lelaki paruh baya ini tidak segan-segan untuk mengkritik Irwan selaku gubernur. Nama yang selanjutnya yang tidak kalah menariknya adalah Taslim yang merupakan kader muda PAN yang cukup malang melintang di kancah politik nasional. Selanjutnya Nasrul Abit bupati dua periode tersebut, sempat tertangkap kamera terlihat akrab dengan Irwan Prayitno dalam sebuah perhelatan di Pessel. 

Hendra Irwan Rahim Ketua DPRD Sumbar yang juga digadang-gadang untuk jadi Gubernur Sumbar periode 2015-2020. Nah, selanjutnya nama yang sudah pasti publik mengenalnya yakni petahana Irwan Prayitno yang digadang-gadang siap melanjutkan jabatannya sebagai Gubernur Sumbar. Selain itu tokoh yang juga diperhitungkan adalah Mulyadi yang merupakan Wakil ketua Komisi VII DPR RI, yang sepertinya ingin mengulang sukses Irwan Prayitno sewaktu jadi Anggota DPR RI menjadi orang nomor satu di Sumbar. Sebenarnya banyak lagi nama-nama calon gubernur lainnya yang tidak penulis sebutkan dalam tulisan ini, yang sederetan nama di atas punya hasrat politik yang sama untuk menjadi orang nomor satu di Sumbar.

Namun menurut kalkulasi politik yang dihimpun oleh penulis nama yang masih sangat diperhitungkan adalah Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno. Politisi PKS ini memiliki kader yang militan dengan bekal suara 7% di Sumbar. Dia memiliki kesempatan yang besar dibandingkan pesaingnya, namun jika peluang ini tidak dioptimalkan dengan baik bahkan tidak mustahil Irwan akan tumbang di Pilgub mandatang.

Hasrat politik saja tidak akan cukup untuk menjadi orang nomor satu di Sumbar, perlu usaha yang komprehensif, terstruktur dan sistematis, turun langsung ke lapangan dengan gaya blusukan hingga nongkrong di medsos merupakan modal awal namun bukan penentu jadi gubernur. Suksesi jadi seorang pejabat akan sangat bergantung pada garis tangan seseorang itu sendiri dan doa dari keluarga serta seluruh pendukung yang merupakan aspek vertikal kepada tuhan. Suksesi kepemimpinan Gubernur Sumbar 2015-2020 akan sangat berpengaruh bagi perkembangan Sumbar di masa mendatang.

Nurrahmat adalah Pimpinan Redaksi MinangkabauNews yang juga Mahasiswa Universitas Ekasakti Padang 

minangkabaunews.com

0 komentar:

Posting Komentar