Keberhasilan
Gerindra Sumbar merebut peringkat kedua jumlah kursi terbesar di DPRD Sumbar,
tidak bisa dilepaskan dari kerja keras dan pengorbanan para kader partai
besutan Prabowo Subianto tersebut. Para kader Gerindra yang “Berdarah-darah”
dalam Pemilu Legislatif 2014 yang lalu, tentu ingin mendapat pengakuan dan
penghargaan dari pimpinan partai.
Dengan
modal delapan kursi di DPRD Sumbar, tentu Gerindra punya nilai tawar yang
tinggi dalam mengusung calon Gubernur Sumbar mendatang. Namun pasca Pemilihan
Presiden (Pilpres), seakan ada pengerucutan opini yang menyebutkan Gerindra
bakal mendukung Irwan Prayitno sebagai calon Gubernur, sebagai tanda
terimakasih Prabowo karena kemenangan di Sumbar.
Pengerucutan opini itu seakan dibenarkan para kader Gerindra di Sumbar. Hampir tidak ada penolakan atau aksi jual mahal sebagai partai no 2 di DPRD Sumbar. Padahal, menurut saya tanpa Irwan Prayitno pun Prabowo juga bakal menang di Sumbar. Karena memang disukai dan cocok dengan cara pandang masyarakat Minang.
Pengerucutan opini itu seakan dibenarkan para kader Gerindra di Sumbar. Hampir tidak ada penolakan atau aksi jual mahal sebagai partai no 2 di DPRD Sumbar. Padahal, menurut saya tanpa Irwan Prayitno pun Prabowo juga bakal menang di Sumbar. Karena memang disukai dan cocok dengan cara pandang masyarakat Minang.
Kalau
dukungan Gerindra kepada Irwan terkait kesuksesan sebagai Gubernur tentu ada
pro kontra, dan Gerindra tentu juga punya alat ukur yang objektif untuk menilai
hal tersebut. Namun, Irwan sebagai perwakilan PKS tidak dapat diganggu gugat.
Itu mungkin konsekuensi dari koalisi kedua partai.
Yang
bikin pertanyaan itu perihal Wakil Gubernur. Kenapa kader Gerindra di Sumbar
seakan mengamini opini yang muncul saja, tentang Nasrul Abit (NA) di
gadang-gadangkan bakal jadi pendamping Irwan Prayitno mewakili Gerindra, kedua
kandidat ini akan maju dengan menggunakan koalisi PKS-Gerindra.
Entah
kenapa pertanyaan besar muncul dikepala saya, kenapa NA digadang-gadangkan,
seberapa besar pengorbanan NA bagi kemajuan Gerindra? Ataukah Gerindra
mendapatkan “sesuatu” dari NA?
Mungkinkah
Gerindra kekurangan kader berkualitas, padahal menurut saya masih ada Syuir
Syam, Ade Rezki Pratama, Sukri Bey, Afrizal, Endang Irsal, Muzni Zakaria.
Oleh
Guswandi
0 komentar:
Posting Komentar