AWAK BADUNSANAK, NDAN!!!

Rabu, 13 Mei 2015

MENYIGI “MANDAN” IRWAN PRAYITNO




Sebagai petahana dengan basis konstituen PKS Sumbar yang relatif solid, Irwan Prayitno memang “barang bagus”. Tak heran bila kemudian banyak nama yang “dijodoh-jodohkan” dengannya.

Nama yang paling pertama muncul adalah Taslim Chaniago, politisi muda PAN. Sebagai ketua DPP PAN, Ketua DPP Muhammadiyah dan Ketua IKA Universitas Andalas se-Jakarta, Taslim cukup berpotensi mendampingi Irwan Prayitno untuk meraup harapan pemilih. Sayangnya, belakangan nama Taslim meredup.

Bola muntah ini disambut apik oleh Gerindra. Kedekatan emosional Prabowo-Anis Matta dalam Koalisi Merah Putih (KMP) dalam pilpres lalu menjadi penentu utama koalisi partai ini. Apalagi dalam kostelasi politik senayan untuk menggolkan Pilkada via DPRD, syarat mutlak PKS adalah KMP tidak mengutak-atik Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Jawa Barat. Dan fraksi gerindra adalah yang pertama kali sepakat. Artinya Koalisi PKS-Gerindra dalam pilkada Sumbar sudah hampir pasti akan berlanjut.

Lantas siapa yang akan dijadikan pasangan Irwan Prayitno? Sejumlah nama disodorkan, mulai dari Fadli Zon, Sukri Bey dan Syuir Syam sampai Ade Rezki Pratama. Fadli Zon tidak bersedia, karena masih hendak mengawal ideologi Gerindra di DPR.

Suir Syam lansung ditolak. Bagi PKS perolehan 38,393 suara yang membawa Suir Syam menjadi anggota DPR RI dari Dapil Sumbar 1 masih terlalu kecil. Apalagi, Kendati pernah menjabat Walikota Padang Panjang pada pileg lalu Syuir Syam cuma bisa meraup 829 suara dari total 34.866 pemilih yang terdaftar pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Daftar Pemilih Khusus (DPK) di Padang Panjang. Dan alasan terakhir, adalah perihal kesiapan dana Syuir Syam.

Sukri Bey juga demikian. Pada Pileg lalu, dia cuma bisa meraup 31,231 suara dari Dapil Sumbar II. Jauh ketinggalan dari Ade Rezki Pratama yang kini berkantor di Senayan dengan akumulasi suara sejumlah 71,847 pemilih pada Pileg lalu. Satu-satunya keunggulan  Sukri Bei adalah kekuatan finansial. Dan satu-satunya kelemahan Ade Rezki Pratama ada usia muda dan dinilai belum berpengalaman.

Dalam kondisi inilah, Nasrul Abit bergerak cepat. Sadar kalau potensi menangnya masih merayap,  Nasrul Abit merapat kepada Gerindra. 1001 manuver lihai dikeluarkan. Februari 2015 lalu, Nasrul Abit secara resmi menjadi kader Gerindra. Puncaknya adalah ketika Fadli Zon resmi mendukung duet Irwan Prayitno-Nasrul Abit.

Kendati Gerindra sangat kental nuansa garis komando, arahan Fadli Zon bukannya tanpa pertentangan. Isu yang dimainkan adalah Nasrul Abit belum berkeringat dalam membesarkan Gerindra di Sumbar. Nasrul Abit adalah kader yang naik di jalan, kenapa tidak mendukung kader yang lebih senior? Ada pula tudingan terkait aksi kutu-loncat Nasrul Abit dari parpol ke parpol. Siapa aktor-aktor yang bermain dalam gerakan ini? Silakan analisis sendiri.

Yang jelas, Irwan Prayitno memang politisi sejati. Sadar kalau konstelasi Gerindra di Sumbar belum berpadu, Irwan Prayitno pakai jurus “fokus kerja, belum mau urus pilgub”. Hal ini disampaikan Irwan Prayitno dengan bahasa baru tahap “dijodoh-jodohkan” dengan Nasrul Abit, posisi pasangan itu belum fix, tetapi dia siap bekerja dengan siapa saja yang satu visi, dan sementara itu masih mau fokus untuk menyelesaikan amanahnya sebagai Gubernur Sumbar. 

Taktik ini menunjukan Irwan Prayitno tidak mau ikut campur dalam urusan internal Gerindra, sekaligus sinyal bahwa posisi Irwan Prayitno adalah nonblok dari kedua kubu tersebut. Keuntungan lainnya adalah publikasi media. Isu ini membuat nama Irwan Prayitno semakin mengapung, menjadi pembicara di masyarakat.

Lalu, siapakah kader Gerindra yang akan Irwan Prayitno pilih? Nasrul Abit berpeluang besar. Pertama, Nasrul Abit sudah dapat dukungan dari Fadli Zon, dan kita semua tahu kalau Fadli Zon adalah “putera mahkota”-nya Prabowo. Kedua, sama seperti Sukri Bey, Nasrul Abit siap secara pendanaan. Ketiga, sebagai Bupati Pesisir Selatan, Nasrul Abit masih memiliki mesin politik yang cukup kuat –baik dari kalangan birokrat Pesisir Selatan, maupun ormas. Konon Ikatan Keluarga Pesisir Selatan (IKPS) sudah hampir pasti akan mendukung Nasrul Abit, apapun posisinya, dalam pilkada sumbar mendatang.   

Well, itu urusan di atas kertas. Yang jelas, gerakan penolakan terhadap Nasrul Abit masih bergema. Paling tidak sampai SK Rekomendasi DPP Gerindra turun.   

*Buyuang Binguang adalah analis kelas kampung yang masih suka linglung

0 komentar:

Posting Komentar