AWAK BADUNSANAK, NDAN!!!

Minggu, 17 Mei 2015

SKENARIO “MEMENSIUNKAN” MUSLIM KASIM




Sebagai Wakil Gubernur Sumbar, mantan Bupati Padang Pariaman dua periode, mantan birokrat, rencana politisi senior berumur kepala 7, Muslim Kasim, untuk maju sebagai Cagub dalam Pilkada Sumbar mendatang, jelas mengusik peluang Irwan Prayitno. Konon kunci kemenangan Irwan Prayitno di Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman dan Kota Padang adalah akibat solidnya warga piaman yang mendukung Muslim Kasim. Jangan pula dilupakan kekuatan media massa.  Harian Haluan adalah milik Basrizal Koto, besannya Muslim Kasim. Karena itu, Muslim Kasim harus dihentikan sebelum maju berperang. 

Posisi Muslim Kasim saat ini adalah Ketua Watim Golkar Sumbar.  Tapi, jika Golkar bisa ikut Pilkada, sangat kecil potensi Muslim Kasim untuk menjadi kandidat dari Golkar Sumbar. Proses peradilan sengketa DPP Golkar tidak berpengaruh bagi Muslim Kasim. Jika Agung Laksono yang menang, maka Yan Hiksas yang akan menjadi kandidatnya. Sebaliknya, jika ARB yang berkuasa, maka kartu Hendra Irawan Rahim akan kembali hidup.

Peluang Muslim Kasim ada pada Koalisi 'Sumatera Barat Bangkit', gabungan antara Hanura, PKB, PDI Perjuangan, dan PBB. Ada beberapa politikus kawakan yang mendaftar. Belakangan Yan Hiksas juga melakukan komunikasi politik kepada Koalisi 'Sumatera Barat Bangkit'. Namun saingan terberat Muslim Kasim di sini adalah  Shadiq Pasadique yang sudah jauh-jauh membangun komunikasi. Salah satu potensi penjegalan Muslim Kasim  bisa muncul dari PKB.

Usut punya usut, Febby Dt Bangso Putiah Ketum DPW PKB Sumbar telah bertemu Fadli Zon bicara tentang Koalisi PKB-Gerindra pada Pilwakot Bukittingi. Gerindra mulai memikirkan Febby Dt Bangso Putiah sebagai kandidat calon Walikota Bukittinggi. Melihat dinamika politik Sumbar, bisa jadi Fadli Zon memberi syarat agar PKB tidak mendukung Muslim Kasim, sebagai upaya mengamankan Irwan Prayitno-Nasrul Abit.

Jika Koalisi 'Sumatera Barat Bangkit' terlepas, maka satu-satunya kendaraan Muslim Kasim tinggal Nasdem. Saat ini, bersama Fauzi Bahar dan Epiyardi Asda, Muslim Kasim sedang menunggu keputusan kandidat dari DPP Nasdem. Pertanyaannya, jika isu “memensiunkan” Muslim Kasim menguat, kepada siapa Muslim Kasim akan mencukupi sisa kursi yang dibutuhkan untuk maju dalam Pilkada Sumbar? 

Jika Koalisi PKS, Gerindra dan PAN terjadi, tidak mungkin berkoalisi dengan Fauzi Bahar. Sekalipun Koalisi 'Sumatera Barat Bangkit' berhasil diambil  Shadiq Pasadique, ada kesulitan besar jika mereka hendak berkoalisi. Kecil kemungkinan Shadiq Pasadique akan mengalah, menjadi cawagub. Sedangkan Muslim Kasim akan memilih pensiun ketimbang kembali menjadi wagub. Artinya, jika pun Muslim Kasim berhasil merebut Nasdem, ujung-ujungnya akan pensiun juga. Sepertinya sangat sulit memikirkan bahwa Muslim Kasim akan maju dari jalur perseorangan.  

Kasus serupa, juga dialami oleh Fauzi Bahar. Ada kekuatan politik yang coba menjegal mantan Walikota Padang 2 periode ini. Perkara ini akan kita bahas pada tulisan mendatang.

Yang jelas, jika skenario ini berjalan, maka satu-satunya yang masih bisa maju dengan berkendaraan parpol adalah Shadiq Pasadique. Dia bisa berpasangan dengan Mulyadi yang hampir pasti akan didukung Partai Demokrat. Epiyardi Asda dan Yan Hiksas juga layak dipertimbangkan, jika kisruh sengketa PPP dan Golkar bisa selesai sebelum batas akhir pendaftaran ke KPU Sumbar.

Harapannya tentu saja kedua skenario ini mental di tengah jalan. Pilkada Sumbar akan kurang gregetnya jika tiga pendeka politik Muslim Kasim, Shadiq Pasadique, dan Fauzi Bahar, tidak berpartisipasi. Hambar, seperti sayur cubadak tanpa santan yang kental.


*Buyuang Binguang adalah analis kelas kampung yang masih suka linglung

0 komentar:

Posting Komentar