AWAK BADUNSANAK, NDAN!!!

Jumat, 15 Mei 2015

TIGA "PANDEKA" PENANTANG IRWAN PRAYITNO




Dalam politik ada istilah “bunuh sebelum berkembang”.  Artinya sebelum kekuatan politik pesaing itu semakin kuat, maka bunuhlah dia. Dalam konteks Pilkada Sumbar, strategi ini yang sedang berlansung, yang ujung-ujungnya adalah memperkuat posisi Irwan Prayitno sebagai petahana.

Berdasarkan pengamatan suara masyarakat -di sosial media, survei politik, sampai obrolan-obrolan warung kopi, kompetitor  Irwan Prayitno sejatinya hanya tiga orang. Mereka adalah para pandeka politik Sumbar: Muslim Kasim, Shadiq Pasadique, dan Fauzi Bahar. Ketiga nama ini selalu mengekor peluang Irwan Prayitno untuk “makan bertambuah” sebagai Gubernur Sumbar.

Keunggulan Tiga Pandeka
Sebagai Wakil Gubernur Sumbar, mantan Bupati Padang Pariaman dua periode, mantan birokrat, rencana politisi senior berumur kepala 7, Muslim Kasim, untuk maju sebagai Cagub dalam Pilkada Sumbar mendatang, jelas mengusik peluang Irwan Prayitno. Konon kunci kemenangan Irwan Prayitno di Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman dan Kota Padang adalah akibat solidnya warga Piaman yang mendukung Muslim Kasim. Jangan pula dilupakan kekuatan media massa.  Harian Haluan adalah milik Basrizal Koto, besannya Muslim Kasim.

Selanjutnya Fauzi Bahar. Mantan walikota Padang 2 periode terus membayang-bayangi langkah Irwan Prayitno. Pengalaman pilgub Sumbar 2010 di mana Fauzi Bahar –Yohannes Dahlan berhasil meraup 324.123 pemilih membuat Fauzi Bahar tidak bisa dianggap enteng. Fauzi Bahar memang harus berbagi basis dengan Irwan Prayitno di Kota Padang, tetapi dengan lepasnya dukungan warga Piaman dari Irwan Prayitno karena ditarik Muslim Kasim, membuat posisi Fauzi Bahar akan semakin kuat di Kota Padang. 

Gerakan sosialisasi Fauzi Bahar pun terus berbuah. Elektabilitas Fauzi Bahar memang di bawah Irwan Prayitno, tetapi  perkembangan elektabilitas Fauzi Bahar kian positif.  Jika dilihat trend surveinya, harus diakui, Fauzi Bahar elektabilitasnya terus naik. Sementara, calon lain cenderung stagnan.

Apalagi kasak-kusuk #gerbongUNP yang dihembus-hembuskan alumni muda dan aktivitas mahasiswanya untuk mendukung Fauzi Bahar, sang ketua iluni Universitas Negeri Padang (UNP). Saat ini jumlah mahasiswa UNP adalah yang terbesar di Sumbar, 35.000 orang, berikut civitas akademika dan alumninya, jika solid tentu ini akan jdi kekuatan dukungan yang besar.

Bupati Tanah Datar Shadiq Pasadique demikian pula.  Meskipun elektabilitasnya masih di bawah Irwan Prayitno, tetapi tingkat penerimaan masyarakat Shadiq Pasadique adalah yang paling tinggi dibanding kandidat lainnya. Jika konsepnya adalah dikenal, disukai dan dipilih – maka strategi tim sukses Shadiq Pasadique boleh dibilang tinggal selangkah lagi. Sebagai Bupati Tanah Datar, Shadiq Pasadique memiliki mesin politik dari berbagai kalangan yang sangat kuat di Tanah Datar.

Ini bisa dilihat ketika Shadiq Pasadique memajukan sang istri, Betti Shadiq Pasadigoe, sebagai caleg DPR RI dalam Pileg lalu. Betti berhasil meraup sebanyak 77.663 suara pada Dapil Sumbar I, di mana masyarakat tanah datar menyumbang 58.919 suara. Ini artinya 21,5% dari total 274.103 pemilih yang terdaftar dalam DPT+DAK Kabupaten Tanah Datar ada memilih Betti.  Padahal, setelah Golkar, runner up di Kabupaten Tanah Datar untuk caleg DPR RI adalah PPP dengan total suara parpol + seluruh calegnya berjumlah  14.890 suara. Pertanyaannya berapa suara yang bisa diraup, jika sang suami yang maju?

Bongkar Pasang Paslon
Yang paling hot, adalah gerakan untuk “menjodoh-jodohkan” Muslim Kasim, Shadiq Pasadique dan Fauzi Bahar. Karena Muslim Kasim sudah bertegas-tegas tidak akan berlaga jika pada posisi cawagub, maka pilihan yang ada adalah 1) Muslim Kasim-Shadiq Pasadique; 2) Muslim Kasim-Fauzi Bahar; 3) Shadiq Pasadique-Fauzi Bahar, 4) Shadiq Pasadique-Fauzi Bahar. 

Model Muslim Kasim-Shadiq Pasadique sebenarnya sudah diapung-apungkan jauh-jauh hari. Ketiga Pilkada masih didasarkan pada Perppu di mana Sumatera Barat bisa memiliki dua wagub, sudah ada pembicaraan ke sana. Muslim Kasim sebagai Gubernur, dan wagubnya adalah Shadiq Pasadique dan Samsu Rahim.  Tetapi seiring dengan perkembangan dinamika politik, seperti Shadiq Pasadique masih menimbang-nimbang apakah akan maju sebagai cagub, atau cawagub berpasangan dengan Muslim Kasim.

Pertimbangan Shadiq Pasadique membuat model Muslim Kasim-Fauzi Bahar mulai diapung-apungkan. Adalah Basrizal Koto yang pertama kali mewacanakannya kepada publik. Dan ternyata  Fauzi Bahar pun menyahut dengan elegan –tidak menolak, tetapi juga tidak mengiyakan, dalam artian tetap mencermati dinamika politik di Sumbar.  Artinya, jika konstelasi politik mendukung, bisa jadi Fauzi Bahar “mewaqafkan” diri sebagai cawagub-nya Muslim Kasim.

Terlepas dari bongkar-pasang duet kandidat tersebut, pasangan manapun yang “deal” jelas akan menjadi pesaing kuat pasangan Irwan Prayitno-Nasrul Abit, apalagi pasangan-pasangan kandidat yang lain. Karena itu ketimbang bertempur, strategi terbaik adalah mencegah ketiga kandidat ini berlaga.  Caranya? Kita kupas pada tulisan selanjutnya 

*Buyuang Binguang adalah analis kelas kampung yang masih suka linglung

0 komentar:

Posting Komentar