Dinilai sukses memimpin Tanahdatar selama dua periode, Bupati Tanahdatar Shadiq Pasadigoe digadang-gadang berpeluang mengalahkan incumbent pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumbar mendatang.
Bahkan, salah satu lembaga survei sempat menempatkannya sebagai salah satu calon yang memiliki elektabilitas tertinggi. Berikut bincang-bincang wartawan Padang Ekspres Hijrah Adi Sukrial dengan Shadiq Pasadigoe, kemarin (17/2).
Anda disebut-sebut penantang terkuat incumbent dalam Pilgub Sumbar mendatang, apa betul begitu?
Saya menyambutnya dengan ucapan Alhamdulillah, dan kita tentu berterima kasih kepada masyarakat yang menyebut-nyebut tadi.
Yang jelas, tentu mereka mempunyai harapan kepada saya untuk berbuat lebih banyak dan lebih baik lagi sesuai amanah yang saya terima dari Allah SWT dan kepercayaan masyarakat.
Sebetulnya, apa modal Anda maju sebagai Cagub Sumbar?
Saya dilahirkan, dibesarkan dan dididik di dalam keluarga yang taat beragama. Orangtua saya seorang pejuang perintis kemerdekaan (eks-buangan Boven Digoel), kemudian saya telah menyelesaikan pendidikan S-1 dua bidang (bidang hukum dan peternakan), serta satu S-2 (bidang sumber daya manusia), dan saya juga seorang pegawai negeri sipil yang pernah bertugas hampir 20 tahun di Provinsi Sumbar yang akan pensiun tahun 2020.
Kemudian, sebelum menjadi bupati di Tanahdatar, saya sudah banyak terlibat di berbagai organisasi sosial kemasyarakatan, olahraga dan pemuda di tingkat provinsi.
Setelah itu, saya dipercaya menjadi bupati Tanahdatar dua periode: 2005-2010 dan 2010-2015. Lalu, pengalaman sebagai Sekjen Asosiasi Bupati Seluruh Indonesia, dan yang sangat penting adalah pengalaman dalam memimpin kabupaten yang topografinya sulit.
Sekitar 70 persen penduduk Tanahdatar hidup bertani. Pertanian masih dikelola dengan cara sederhana dan sulit dikembangkan menjadi pertanian modern. Alhamdulillah, dari 12 kabupaten di Sumbar, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan tata kelola pemerintahan Tanahdatar paling terbaik.
Termasuk opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari BPK tahun 2013 yang murni dalam bidang pengelolaan keuangan. Tentu, itulah hal-hal yang menjadi modal bagi saya ikut berkompetisi dalam pemilihan gubernur Sumbar periode 2015-2020.
Insya Allah, niat lurus untuk tidak melakukan hal-hal yang tercela sebagai seorang pemimpin.
Selama ini Anda dikenal sebagai salah seorang kader Golkar, tapi kenapa Anda mendaftar ke partai lain?
Saya mendaftar ke partai selain Golkar, adalah proses yang harus dilalui oleh seorang bakal calon menjadi calon gubernur Sumbar tahun 2015-2020. Sebab, bagaimanapun dukungan dari semua pihak untuk memajukan Sumbar terhadap gubernur yang terpilih adalah suatu hal yang sangat diperlukan.
Jika Anda akhirnya ditetapkan sebagai cagub Sumbar, siapa kira-kira cawagub Anda?
Saya akan memilih orang yang akan mampu bekerja keras dan paham kondisi Sumbar, dan apa yang dimaui oleh masyarakat di ranah maupun di rantau. Soal nama, kurang etis rasanya kalau saya ungkapkan. Sebab, siapa yang akan menjadi wakil tersebut tidak terlepas dari hasil musyawarah dengan partai pengusung.
Menurut Anda, siapa rival Anda dalam pilgub nanti?
Di dalam berjuang dan berkompetisi, kita tidak boleh menganggap ada lawan yang berat. Tapi, kita tidak boleh takabur dalam perjuangan, dan berserah diri kepada Allah SWT. Jika kita yang terbaik, mudah-mudahan perjuangan itu dikabulkan Allah SWT dan berhasil.
Anda sudah menyiapkan modal dalam pilgub nanti?
Sebenarnya ini kegamangan saya. Tapi, saya sudah pernah menjalani hal seperti ini saat saya akan maju menjadi calon bupati Tanahdatar tahun 2005 lalu.
Saat itu, saya mengalahkan incumbent dan saya haqqul yaqin kalau saya dikehendaki memimpin Sumbar tahun 2015-2020, pertolongan Allah SWT itu akan datang dengan sendirinya.
Dulu di Tanahdatar tahun 2005, ada masyarakat yang mengumpulkan beras segenggam dari rumah ke rumah lalu beras itu dijualnya. Hasil penjualan beras tersebut dibelikan ke kain dan cat untuk membuat spanduk untuk memilih saya dengan pasangan bapak Aulizul Syuib.
Apakah Anda sudah berkomunikasi dengan parpol di pusat?
Mana yang dapat saya lakukan, sudah saya lakukan. Kemudian soal kemungkinan saya akan diusung oleh partai tertentu, tentu mereka sekarang sedang menimang-nimang juga siapa yang akan diusungnya.
Kita berharap dan berdoa mudah-mudahan pertimbangan utama partai politik mengusung calon adalah semata kepentingan Sumbar ke depan yang lebih baik.
Selama memimpin Tanahdatar dua periode, apa saja prestasi Anda?
Sebetulnya kurang etis kalau saya yang menceritakan prestasi saya, biarlah orang lain atau masyarakat yang menilainya. Tapi kalau ditanyakan apa yang bisa saya banggakan, saya akan jawab.
Pertama, empat tahun berturut-turut Tanahdatar kabupaten paling banyak lulusan SLTA masuk perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia. Dari yang lulus tersebut, 35 persen dari keluarga miskin.
Tidak ada seorang pun lulusan tersebut yang tidak kuliah karena ketiadaan uang. Mereka dibantu APBD, BAZ, Bank Nagari dan perantau. Kedua, boleh dikatakan 99 persen permasalahan yang menyangkut kesehatan masyarakat dapat tertangani dengan baik, khususnya bagi keluarga miskin.
Ketiga, infrastruktur jalan dari 395 jorong yang tidak bisa ditempuh dengan mobil, kini lebih kurang 95 persen sudah diaspal, begitu juga irigasi. Keempat, pelebaran jalan Batusangkar-Ombilin, pembangunan irigasi Batang Sinamar, pembangunan Istana Basa Pagaruyung dan penanganan gempa tahun 2007.
Apa saja menurut Anda keunggulan Sumbar yang selama ini belum dikelola dengan maksimal?
Adalah bidang pendidikan, kebudayaan dan pariwisata, perekonomian, sumber daya alam, serta kelautan. Potensi itu dapat dikembangkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Sumbar. (*)
0 komentar:
Posting Komentar